Saturday, August 11, 2007

Mulut orang kota

Apakah yang bisa dipegang dari seorang manusia selain dari kata-kata. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Kata adalah senjata. Semakin lama manusia semakin lupa akan kata-katanya. Kata-kata akan semakin tergerus sesuai dengan fungsi waktu. Fenomena ini ternyata terjadi pada orang2 di kota besar. Kondisi kota besar / metro dengan tingkat tekanan hidup yang semakin tinggi membuat manusia semakin lama semakin memikirkan kepentingan akan dirinya sendiri. Kesamaan kepentingan pada masa itu juga akan menjadi konsen utama. Kepentingan diluar itu yang mungkin mempengaruhi jangka panjang akan menjadi konsen kesekian. Kata-kata hanya akan menjadi pemanis dan pemulut besar tentu saja itu semua hanya intrik untuk mendapatkan kepentingan diri sendiri tersebut. Makanya ada yang bilang, hati-hati dengan mulut orang kota besar, hari ini ia menyangjungmu, besok dia akan menerkammu. Wajar saja sih, karena mereka berbuat itu untuk memenuhi kepentingan diri mereka pada saat tersebut dan karena mereka memang tidak memiliki pilihan lainnya. Memanfaatkan atau dimanfaatkan. Sudah tidak ada lagi memberi tanpa ada maksud, menerima tanpa ada kehendak. Mencari konsistensi kata-kata pada orang2 kota besar harus dilakukan secara kontinyu dan berulang-ulang karena ternyata tekanan hidup di kota membuat daya ingat mereka lemah karena sebagian besar otak mereka digunakan untuk memikirkan noise-noise disekitar mereka yang sangat besar. Ketika itu tidak lakukan maka mereka memiliki kesempatan untuk mengubah kata-kata tersebut dengan yang tentu saja menguntungkan bagi mereka dengan alasan-alasan perbedaan waktu tempat dan suasana hati . Mungkin itulah penyebabnya kenapa orang-orang desa marah ketika orang kota berulah, mengapa orang-orang desa memberontak, karena orang kota tidak bisa dipegang kata-katanya, karena orang kota mudah untuk mengubah kata-kata, dan sebenarnya salah orang desa terlalu percaya dengan mulut orang kota. Hati-hatilah pada orang-orang kota, tidak ada yang bisa menjamin, tidak ada yang bisa dipercaya kecuali dirimu dan apa yang kamu percaya, dan berhenti terlalu percaya pada kata-kata, karena kata-kata adalah senjata, yang suatu saat mampu melindungimu sekaligus mampu membunuhmu.

Manusiakah orang kota, ketika dia tidak bisa memanusiakan orang lain. Hewan saja yang bukan manusia tetap konsisten kalo ini adalah makanannya dan dia adalah makanan hewan lainnya. Kota emang penuh dengan topeng, bahkan tidak bisa membedakan saat ini apa topeng yang dipakainya. Cinta hanyalah soal kesamaan kepentingan. Benci dan senang adalah usaha untuk mencari keuntungan diri sendiri. Tapi jangan benci pada mereka, karena kita semua suatu saat akan menjadi bagian dari mereka. Sebelum itu semua terjadi, belajarlah cara memanusiakan manusia sebelum kesempatan itu tidak ada lagi.

3 comments:

Yessi Pratiwi Surya Budhi said...

ADa apa sih, Ki? Dalem ini.. Cerita2 lah langsung. Via blog, aku sedikit tak mengerti...

Naga Kembar said...

tulisannya oki banget...hihihi
eh ki, gw punya fans baru nih... lumayan bwt selingan. hoho

Anonymous said...

:yessi
intinya .. ga bisa dipegang omongannya, jadi apa donk yg bisa dipegang, ntahlah. eci .. eci .. lama sabatani

:naga kembar
banyak2lah mencari fans sebelum menjadi fans :))