Thursday, December 7, 2006

kuliah umum kakek habibie

Tumben-tumbenan kakek habibie datang ke sini, dan alhasil semua jadi pada sibuk, tiba-tiba aja semua pejabat jadi berkumpul, om rektor sok keliatan ramah, om WRM sok keliatan intelek. Ntah mau bawa misi apa nih kakek, tapi hampir selama 3 jam lebih, si kakek cerita ttg kehebatan dia waktu dulu jadi menristek berhasil membawa indonesia jadi nomer satu industri penerbangan pertama dunia yg 90% lebih lokal konten, pembuat pesawat yang bisa terbang dgn turbo propeler yg fly by the wire (otomatis) pertama di dunia yang akhirnya membuat semua mata tertuju ke Indonesia kala itu. Memang yang namanya teknologi itu menentukan tingkat peradaban bangsa, dan waktu dulu yg dikejar itu teknologi perkapalan dan penerbangan, bahkan sudah dipetakan kalo ITB konsen di penerbangan dan ITS di perkapalan. Akhirnya ribuan orang di sekolahin ke luar negeri dan mesti balik dgn oleh2 yg bernama alih teknologi. Itu membuat indonesia HDI nya lebih tinggi dari china dan vietnam. dan pada waktu itu visi misi habibie jelas menjadikan indonesia nomer satu di teknologi penerbangan maritim

Itu dulu, kalo sekarang kita dibawah dua negara itu, dgn anggaran pendidikan yg mencapai 20 % apbn yaitu sekitar 100 trilyun apakah mampu mengupgrade lulusan. Ada fenomena menarik bahwa ternyata unggulan2 di spmb sedikit yang ngambil science, kebanyakan applied science. pendidikan diorientasikan untuk memenuhi konsumsi industri makanya yg dipikirkan adalah bagaimana cara dapat kerja tapi bukan bagaimana membangun kerja. Sebuah ironi, indonesia dgn potensi lulusan sma berstandart tinggi tapi malah menghasilkan lulusan PT yang kalah bersaing. Dan ternyata semua berujung di masalah pendidikan tinggi yaitu orientasi kuantitas lulusan untuk memenuhi kebutuhan industri bukan kualitasnya. Bahkan mau dikata kampus riset pun juga belum nyampe situ karena ternyata banyak dana riset yg tersendat, tak dpt dukungan dll. Apakah ini semua karena PT ga punya uang, atau sedang membisniskan uang sehingga fungsi pendidikan tinggi sudah keluar jalur bukan mencerdaskan bangsa tapi membisniskan bangsa. Any comment?

No comments: